Cerpen Bahasa Indonesia Gue
Label:
High School
Halo semuanya..
Selamat berakhir pekan ya
semuanyaa. Hari ini gue mau ngepost tentang cerpen gue, ikut-ikut setelah liat
blognya Ratna jadi pengen ngepost soal cerpen juga. Jadi cerpen ini tuh
sebenrnya tugas Bahasa Indonesia yang ditugasin sama Mbah Yon :D dan bikin
cerpennya tuh harus pake bahasa-bahasa sastra gitu. Kliyengan juga bikinnya, ya
secara gitu gue kan nggak bisa dan nggak paham sama bahasa satra yang bahasanya
‘tinggiiiiiiiiiii’ banget dan indah-indah banget. Ya bisa lo liat lah semua
post di blog gue, nggak ada satupun yang pake bahasa sastra kan, bahasanya
ngocol semua akaka. Kalo temen-temen sekelas gue nih postingan di blognya pada
make bahasa sastra, contohnya blognya Ratna dan Anindha. Fyuh, pada jago ya..
u.u
Dan akhirnya, selama beberapa hari
gue ngerjain ini cerpen dengan putar otak, bolak-balikin otak. Dan edit
sana-sini.. akhirnya jadi juga deh ini cerpen. Ini nih penampakannya:
Oh ya, gue post juga ya cerpennya,
ini dia:
SELAMAT
JALAN, KEKASIH...
Pagi ini begitu cerah. Awanpun seakan tak
sanggup menutupi matahari yang sedang memancarkan sinarnya untuk menerangiku.
Terus saja kulangkahkan kakiku dengan mantap menembus padatnya jalanan kota
Surabaya, menuju tempatku menimba ilmu. Tiba-tiba handphoneku bergetar, tanda ada satu pesan masuk. Oh, rupanya pesan
dari Egi, kekasihku. Seulas senyumpun mengembang dari bibir mungilku.
“Nanti
sepulang sekolah temani aku membeli buku, ya. Aku jemput di sekolahmu pukul 3,”
begitu bunyi pesannya.
Langsung
saja aku mengiyakan dengan mengirim pesan balik kepadanya...
Aku dan Egi memang berbeda sekolah. Aku
bersekolah di SMA 5, sedangkan Egi di SMA 19. Kami sama-sama aktif di
ekstrakulikuler PMR di sekolah masing-masing. Sehingga akupun bisa
berkesempatan berkenalan dengannya saat ada acara kepalangmerahan sekota
Surabaya. Kesan pertama aku melihat Egi, hmm... dia tampan, lumayan tinggi, dan
kelihatannya dia itu cowok yang smart. Kalian percaya, kan, dengan love at first sight? Atau cinta pada
pandangan pertama? Kalau aku, tentu saja aku percaya! Dan saat itu rasanya aku
telah menjatuhkan hatiku pada Egi di awal kita bertemu. Hingga akhirnya acara
perkenalan itupun berlanjut, dan pada akhirnya kamipun menjadi sepasang kekasih
sampai sekarang. Ah, mengingat Egi selalu membuatku senyum-senyum sendiri. Dan
tak terasa langkah kaki ini telah mengantarkanku sampai ke gerbang sekolah.
Tuhan, semoga ilmu yang kudapat hari ini bermanfaat untukku...
Hari menjelang sore. Mataharipun sudah
menyembunyikan diri di ufuk barat. Egi tak kunjung menjemputku. Padahal langit
sudah mulai gelap, seakan ingin menumpahkan airnya dalam bentuk hujan. Petirpun
mulai memperdengarkan suaranya, yang membuat orang-orang segera berlari mencari
tempat untuk berlindung. Tapi aku, aku masih berdiri mematung disini
menunggunya. Terbesit rasa khawatir di benakku. Berulang kali aku mengecek layar
handphoneku. Berulang kali pula nama
Egi tak tertera di layar itu. Aku hampir putus asa. Sampai akhirnya, lagu Everything milik Michael Bublé mengalun pelan dari handphoneku, tanda ada panggilan masuk. Refleks aku melihat layar handphone. Ah, akhirnya Egi meneleponku
juga.
“Halo, apa benar Anda teman atau kerabat
dari saudara Egi John?” kata orang di seberang telepon dengan suara agak berat.
Jelas ini bukan suara Egi.
“Iya, benar. Anda siapa, ya?” sahutku.
“Saya dari kepolisian resort Surabaya
Timur. Saudara Egi mengalami kecelakaan hebat di depan sekolahnya dan telah
meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit. Sebaiknya Anda segera kemari.”
Seketika aku terduduk lemas di
trotoar. Aku menangis diiringi turunnya titik-titik air dari langit. Ya Tuhan, apakah
aku harus percaya dengan semua yang baru saja kudengar? Tidak. Aku harus segera
ke rumah sakit. Aku harus segera memastikan kebenarannya. Dengan agak tertatih,
aku mencoba bangkit. Kulangkahkan kakiku menembus derasnya hujan yang mengguyur
kota Surabaya. Aku tak takut hujan, aku juga tak takut petir, yang aku takutkan
hanyalah kehilangan Egi.
Sesampainya di rumah sakit, aku segera
berlari menuju ruang jenazah. Jantungku berdebar kencang, badanku bergidik
hebat, kepalaku terasa berat dan sakit, seperti ada yang melempar batu ke
kepalaku. Perlahan, kubuka kain yang menutupi kepala Egi. Kini, ada sosok Egi
di depanku. Tapi bukan Egi yang seperti biasanya. Egi yang di hadapanku ini
ialah Egi yang terbujur kaku, yang lemah, yang bibirnya pucat, yang matanya
terpejam, tapi kulihat senyumnya masih tersisa di wajah sendunya. Kugenggam
jari-jemarinya yang dingin. Aku ingat, dulu jari-jemari inilah yang biasanya
menuntun tanganku ketika belajar menyetir mobil. Jari-jemari ini jugalah yang
biasanya memegangiku saat menyeberang jalan, dan yang biasanya mengusap air
mata di pipiku saat menonton film sedih di bioskop. Namun kini, tangan itu kaku
dan tak bisa lagi digerakkan walau hanya sekedar untuk membalas genggaman
tanganku. Kututup lagi wajahnya dengan kain putih itu. Sungguh, sulit bagiku
untuk percaya dengan kenyataan bahwa Egi harus pergi secepat ini. Baru kemarin
dia menemaniku ke Taman Kota, tapi sekarang dia telah terbang jauh meninggalkan
aku dan dunianya. Tak terasa air mataku mengalir membasahi pipiku lagi, dadaku
sesak oleh rasa hancur yang luar biasa. Aku tak tahan lagi. Sesegera mungkin
aku melangkah pergi dan keluar dari ruangan itu.
Berat memang untuk mengikhlaskan kepergian
seseorang. Mengikhlaskan itu memang terkadang sama halnya dengan mengingat hal
yang tidak pernah kita ketahui sebelumnya. Susah. Apalagi mengikhlaskan
kepergian seseorang yang kita cintai, kita sayangi, yang telah menjadi bagian
dari hidup kita, dan memberi kita banyak kenangan indah. Sungguh teramat susah.
Egi, namamu akan selalu melekat kuat di memori otakku. Kebaikanmu akan selalu
kukenang. Dan cintamu akan kusimpan baik-baik di dalam hati yang terdalam. Jika
cinta tidak dapat mengembalikan engkau dalam kehidupan ini, pastilah cinta yang
akan menyatukan kita dalam kehidupan yang akan datang. Terima kasih atas semua
kisah yang telah kau tulis bersamaku. Selamat jalan, kekasih. Semoga kau tenang
di dalam keabadian...
ᵔᴥᵔ
Gimana? Bagus? Jelek? Serah deh
yang penting udah dikerjain dan dikumpulin akaka. terus kenapa tokohnya make nama Egi? Yaa kan itu namanya si kece Egi John heuheu :3 biar semangat bikin cerpennya akakak. Oh ya, btw gue juga upload
file cerpen gue dalam bentuk file word di 2shared. Yang mau download disini
ya. Kalo nggak mau download juga nggak papa :p oke kayaknya segini dulu deh ya. Hihi bye~
Post a Comment